Peneliti keamanan dari OX Security mengungkap kerentanan kritis (CVE-2025-14847) pada implementasi protokol kompresi zlib di MongoDB. Kelemahan ini memungkinkan penyerang remote unauthenticated untuk mengeksfiltrasi data sensitif dari memori heap server—termasuk kredensial, token autentikasi, dan informasi internal aplikasi—tanpa memerlukan akses terautentikasi. Kerentanan ini berdampak pada jutaan deployment MongoDB di seluruh dunia dan memiliki implikasi serius terhadap confidentiality dan compliance.
Sebuah kerentanan keamanan kritis telah ditemukan pada implementasi protokol kompresi zlib dalam MongoDB, memungkinkan penyerang yang tidak terautentikasi untuk mengakses dan mengeksfiltrasi data sensitif dari memori server database. Kerentanan yang diberi identifikasi CVE-2025-14847 ini merupakan ancaman serius bagi organisasi yang mengandalkan MongoDB sebagai backend infrastructure kritis mereka.
Pada tanggal 19 Desember 2024, tim riset keamanan OX Security mempublikasikan temuan mereka mengenai kelemahan fundamental dalam cara MongoDB menangani protokol kompresi zlib. Berbeda dengan kerentanan yang memerlukan akses terautentikasi, CVE-2025-14847 dapat dieksploitasi secara remote tanpa autentikasi apapun—menjadikannya target yang sangat menarik bagi threat actor.
Kerentanan ini memungkinkan penyerang untuk membaca uninitialized heap memory dari proses MongoDB server. Data yang tersimpan di memori heap dapat mencakup:
Zlib adalah library kompresi data yang banyak digunakan untuk mengurangi ukuran data yang ditransmisikan melalui jaringan. MongoDB mengimplementasikan protokol kompresi zlib pada layer komunikasi wire protocol-nya untuk mengoptimalkan bandwidth dan meningkatkan performa transfer data antara client dan server.
Dalam komunikasi normal, ketika client mengirim data terkompresi dengan zlib ke MongoDB server, server akan:
uncompressed length field
Namun, implementasi MongoDB
tidak melakukan validasi yang memadai terhadap
uncompressed length field
yang dikirim oleh client.
Kerentanan CVE-2025-14847 terjadi karena penyerang dapat memanipulasi nilai uncompressed length field dalam header kompresi zlib. Ketika field ini diset dengan nilai yang lebih besar dari ukuran data aktual, MongoDB akan:
// Skenario eksploitasi 1. Penyerang mengirim paket zlib dengan: - uncompressed_length = 65536 bytes (dideklarasikan) - actual_compressed_data = 1024 bytes (aktual) 2. MongoDB mengalokasikan buffer 65536 bytes 3. Dekompresi hanya mengisi 1024 bytes pertama 4. Sisa 64512 bytes berisi uninitialized heap memory → Berpotensi mengandung data sensitif dari operasi sebelumnya 5. MongoDB mengembalikan seluruh buffer (termasuk data bocor) kepada penyerang
⚠️ Ini adalah klasik heap memory disclosure vulnerability. Data yang tersisa di heap memory tidak di-clear atau di-zero oleh MongoDB sebelum buffer dikembalikan, sehingga penyerang dapat membaca informasi yang seharusnya tidak accessible.
MongoDB tidak membatasi nilai maksimum yang dapat diterima untuk
uncompressed_length. Penyerang dapat mendeklarasikan nilai arbitrary yang sangat
besar.
Setelah dekompresi, MongoDB tidak memverifikasi apakah ukuran data hasil dekompresi sesuai dengan yang dideklarasikan. Buffer yang partially-filled langsung diproses.
Memory yang dialokasikan tidak di-clear terlebih dahulu, sehingga dapat mengandung data remnants dari operasi sebelumnya yang tersimpan di heap.
Kerentanan ini dapat dieksploitasi oleh siapapun yang memiliki network access ke MongoDB port (default: 27017), tanpa memerlukan kredensial atau akses terautentikasi.
Penyerang melakukan scanning untuk mengidentifikasi MongoDB
instance yang exposed ke internet atau accessible dari posisi
mereka di jaringan. Tools seperti
nmap,
shodan, atau
masscan
dapat digunakan.
Penyerang membuat paket MongoDB wire protocol yang menggunakan zlib compression dengan manipulated uncompressed length field. Request ini dikirim ke server target.
Server MongoDB memproses request, mengalokasikan buffer besar
berdasarkan
uncompressedSize, dan mendekompresi payload kecil ke dalamnya. Sisa buffer
yang tidak terisi mengandung
uninitialized heap memory.
⚠️ Heap memory dapat mengandung data dari query sebelumnya, session tokens, passwords, atau informasi sensitif lainnya yang belum di-overwrite.
MongoDB server mengembalikan response yang berisi data bocor kepada penyerang. Dengan mengirim multiple request dengan variasi offset dan size, penyerang dapat melakukan "memory scraping" untuk mengekstrak informasi sensitif.
Username, passwords, API keys
JWT, OAuth tokens, cookies
Database records, PII, business data
Connection strings, internal IPs
Berdasarkan advisory resmi MongoDB dan analisis OX Security, kerentanan CVE-2025-14847 mempengaruhi versi-versi berikut:
⚠️ Catatan Penting: MongoDB versi 4.4.x telah mencapai End-of-Life (EOL) dan tidak akan menerima patch keamanan. Organisasi yang masih menggunakan versi ini sangat disarankan untuk melakukan upgrade segera ke versi yang didukung.
Total loss of confidentiality - data exfiltration
No direct impact on data integrity
No impact on service availability
Skor CVSS 7.5 mengindikasikan kerentanan dengan tingkat keparahan TINGGI. Namun, konteks bisnis dan regulatory landscape Indonesia membuat risiko aktual menjadi lebih serius:
Kebocoran data sensitif dapat melanggar UU PDP No. 27 Tahun 2022, mengakibatkan sanksi administratif hingga 2% dari pendapatan tahunan.
Sektor finansial (PBI, POJK) dan pemerintahan (SPBE) memiliki requirement ketat untuk melindungi data dan segera menambal kerentanan kritis.
Kerentanan unauthenticated sangat menarik bagi threat actor untuk initial access dan credential harvesting dalam serangan berantai.
Organisasi dapat menghadapi tuntutan hukum dari customer yang datanya bocor, terutama jika gagal menerapkan patch yang tersedia.
Segera upgrade ke versi yang telah di-patch:
Pastikan MongoDB hanya accessible dari trusted networks:
bindIp
di mongod.conf untuk restrict listening interface
Jika upgrade tidak dapat dilakukan segera, nonaktifkan zlib compression:
⚠️ Ini akan meningkatkan bandwidth usage, tetapi menutup attack vector.
CVE-2025-14847 adalah kerentanan kritis yang mendemonstrasikan bahwa memory safety masih menjadi tantangan fundamental dalam pengembangan sistem database. Dengan kemampuan eksploitasi tanpa autentikasi dan potensi kebocoran data sensitif, kerentanan ini menimbulkan risiko serius bagi confidentiality organisasi.
Organisasi yang menjalankan MongoDB versi vulnerable harus segera mengambil tindakan. Dengan publikasi PoC (Proof of Concept) oleh OX Security, risiko exploitation di wild meningkat signifikan.
Kerentanan ini juga menjadi pengingat penting bahwa database security bukan hanya tentang access control dan encryption, tetapi juga tentang secure implementation dari protokol low-level. Organisasi perlu meningkatkan awareness terhadap risiko memory safety dan menerapkan comprehensive database security strategy.
Original disclosure dan analisis teknis mendalam dari peneliti keamanan OX Security
NIST National Vulnerability Database - CVSS scoring dan detail teknis resmi
Advisory resmi MongoDB, patch information, dan security best practices
Tim cybersecurity KRES.ID siap membantu organisasi Anda melakukan database security assessment, vulnerability scanning, dan patch management untuk infrastruktur MongoDB. Kami dapat membantu:
Comprehensive audit MongoDB deployment
Safe upgrade & version migration
Implementation security best practices
SIEM integration & anomaly detection
CVE-2025-14847 memiliki implikasi khusus bagi deployment MongoDB di lingkungan cloud dan multi-tenant:
Kerentanan memory disclosure seperti CVE-2025-14847 jarang digunakan secara standalone. Threat actor sophisticated biasanya menggunakannya sebagai bagian dari attack chain yang lebih kompleks:
Exploit CVE-2025-14847 untuk harvest credentials, API keys, dan internal network information dari memory.
Gunakan kredensial yang diperoleh untuk lateral movement ke sistem lain dalam infrastruktur.
Exploit vulnerabilities lain atau misconfig untuk escalate privilege dan gain persistent access.
Exfiltrate data sensitif secara massive dari database dan aplikasi yang terkompromi.
CVE-2025-14847 bukan kerentanan memory disclosure pertama yang mengancam database systems. Sejarah mencatat beberapa vulnerability serupa yang memiliki dampak signifikan:
Memory disclosure di OpenSSL yang memungkinkan penyerang membaca memory server, termasuk private keys dan credentials. Berdampak pada jutaan sistem global.
Buffer overflow di Cloudflare edge servers menyebabkan data leak dari situs-situs yang menggunakan layanan mereka, termasuk session tokens dan passwords.
PostgreSQL juga pernah memiliki beberapa kerentanan memory disclosure yang memungkinkan unauthenticated access ke heap memory.
Pattern yang berulang ini menunjukkan bahwa memory safety pada database systems masih menjadi area yang rentan dan memerlukan perhatian khusus dalam secure development practices.
CVE-2025-14847 merupakan critical vulnerability yang menunjukkan bahwa bahkan sistem database mature seperti MongoDB masih dapat memiliki kelemahan fundamental dalam implementasi protokol komunikasi. Kerentanan ini berbahaya karena:
Organisasi yang menjalankan MongoDB harus segera melakukan assessment terhadap deployment mereka dan menerapkan patch dalam waktu maksimal 7-14 hari. Delay dalam patching dapat mengakibatkan:
Original vulnerability disclosure dan technical deep-dive
CVE-2025-14847 official entry dan CVSS scoring details
Official security bulletins dan patch releases dari MongoDB
Best practices untuk hardening dan securing MongoDB deployments
Tim cybersecurity KRES.ID dapat membantu organisasi Anda melakukan comprehensive security audit terhadap infrastructure database, vulnerability assessment, dan penetration testing untuk mengidentifikasi dan mitigasi kerentanan seperti CVE-2025-14847.
Audit menyeluruh terhadap konfigurasi dan security posture
Simulate attacks untuk identify vulnerabilities
24/7 emergency response untuk database breach
Implementation security best practices
CVE-2025-14847 memiliki implikasi khusus untuk deployment MongoDB di lingkungan cloud dan multi-tenant:
Meskipun MongoDB Atlas (managed service) telah di-patch oleh vendor, organisasi yang men-deploy self-hosted MongoDB di cloud provider (AWS EC2, GCP Compute Engine, Azure VMs) bertanggung jawab penuh untuk melakukan patching sendiri. Banyak deployment yang terlupakan atau tidak ter-maintain dengan baik.
MongoDB yang di-deploy sebagai containerized workload (Docker, Kubernetes) sering kali menggunakan base images yang outdated. Organisasi harus melakukan image scanning dan rebuild container dengan versi MongoDB yang telah di-patch.
Dalam infrastruktur shared/multi-tenant, memory leak dapat mengekspos data dari tenant lain yang menggunakan instance MongoDB yang sama. Ini merupakan pelanggaran serius terhadap isolation boundary dan dapat mengakibatkan breach compliance.
CVE-2025-14847 bukanlah kerentanan memory disclosure pertama yang menargetkan infrastruktur database atau compression libraries. Pola serupa telah terlihat pada:
Memory disclosure vulnerability di OpenSSL yang memungkinkan eksfiltrasi 64KB memory per request. Dampak global terhadap jutaan web server.
Buffer overflow di edge server Cloudflare menyebabkan memory leak yang mengekspos data customer termasuk passwords, cookies, dan tokens.
Kerentanan serupa di Redis cache server yang memungkinkan unauthenticated memory read melalui manipulated protocol commands.
Pola yang konsisten: Kerentanan memory disclosure sering kali muncul di layer yang menangani serialization, compression, atau parsing data eksternal—yang merupakan attack surface klasik. Organisasi harus memberikan perhatian khusus pada komponen-komponen ini dalam security review.
Kerentanan seperti CVE-2025-14847 sering kali digunakan oleh Advanced Persistent Threat (APT) actors sebagai bagian dari multi-stage attack campaign:
APT groups dapat menggunakan CVE-2025-14847 untuk harvest credentials dari memory, yang kemudian digunakan untuk lateral movement ke sistem lain dalam network.
Memory disclosure dapat dikombinasikan dengan kerentanan lain (misalnya SQL injection, command injection) untuk membentuk exploit chain yang lebih powerful.
Penyerang dapat menggunakan akses yang diperoleh untuk menanamkan backdoor atau melakukan long-term data exfiltration tanpa terdeteksi.
Di Indonesia, eksposur terhadap CVE-2025-14847 memiliki implikasi khusus mengingat:
MongoDB adalah salah satu database NoSQL paling populer di Indonesia, digunakan oleh e-commerce, fintech, startup, dan government agencies.
Dengan berlakunya UU PDP, organisasi memiliki kewajiban hukum untuk melindungi data pribadi. Kegagalan patching dapat dianggap sebagai kelalaian (negligence).
Sektor keuangan (PBI 18/2016, POJK 11/2022), pemerintah (SPBE), dan infrastruktur kritis memiliki requirement untuk vulnerability management yang ketat.
⚠️ Organisasi Indonesia yang gagal melakukan patching dalam waktu reasonable dapat menghadapi audit, sanksi, dan reputational damage—terutama jika terjadi insiden data breach yang dapat dihubungkan dengan CVE-2025-14847.
CVE-2025-14847 merepresentasikan ancaman keamanan kritis yang memerlukan respons segera dari organisasi yang menggunakan MongoDB. Kemampuan penyerang untuk mengeksfiltrasi data sensitif tanpa autentikasi—hanya dengan network access—menjadikan kerentanan ini sebagai target yang sangat menarik bagi threat actors mulai dari script kiddies hingga Advanced Persistent Threat groups.
Kerentanan memory disclosure seperti ini bukan sekadar bug teknis yang abstrak. Dampak nyata terhadap organisasi mencakup:
MongoDB telah merilis patches untuk semua versi yang masih didukung. Tidak ada alasan teknis yang valid untuk menunda patching, terutama mengingat:
CVE-2025-14847 adalah pengingat bahwa database security tidak boleh diabaikan. Organisasi harus melakukan:
Scheduled review terhadap database configuration, access controls, dan patch levels minimal quarterly.
Annual atau bi-annual pentest yang mencakup database layer, bukan hanya web application.
Automated scanning untuk identifikasi missing patches dan misconfigurations.
Training untuk DBA dan DevOps teams tentang database security best practices.
Original research publication dan technical analysis dari OX Security research team
NIST official CVE record dengan CVSS scoring dan vulnerability details
Official security bulletins dan patch download dari MongoDB Inc.
Tim KRES.ID siap membantu organisasi Anda melakukan database security audit, vulnerability assessment, dan hardening MongoDB infrastructure. Kami menyediakan:
Comprehensive review database security posture
Automated & manual testing untuk CVE detection
Implementation MongoDB security best practices
Assisted upgrade dan patch management