CRITICAL VULNERABILITY ALERT

🚨 CVE-2025-14847: Kerentanan Kritis Zlib di MongoDB Membuka Celah Eksfiltrasi Data Tanpa Autentikasi

30 Desember 2025
12 menit baca
Database Security
CVE-2025-14847 MongoDB zlib Memory Leak Data Exfiltration

Ringkasan Eksekutif

Peneliti keamanan dari OX Security mengungkap kerentanan kritis (CVE-2025-14847) pada implementasi protokol kompresi zlib di MongoDB. Kelemahan ini memungkinkan penyerang remote unauthenticated untuk mengeksfiltrasi data sensitif dari memori heap server—termasuk kredensial, token autentikasi, dan informasi internal aplikasi—tanpa memerlukan akses terautentikasi. Kerentanan ini berdampak pada jutaan deployment MongoDB di seluruh dunia dan memiliki implikasi serius terhadap confidentiality dan compliance.

Sebuah kerentanan keamanan kritis telah ditemukan pada implementasi protokol kompresi zlib dalam MongoDB, memungkinkan penyerang yang tidak terautentikasi untuk mengakses dan mengeksfiltrasi data sensitif dari memori server database. Kerentanan yang diberi identifikasi CVE-2025-14847 ini merupakan ancaman serius bagi organisasi yang mengandalkan MongoDB sebagai backend infrastructure kritis mereka.

Pada tanggal 19 Desember 2024, tim riset keamanan OX Security mempublikasikan temuan mereka mengenai kelemahan fundamental dalam cara MongoDB menangani protokol kompresi zlib. Berbeda dengan kerentanan yang memerlukan akses terautentikasi, CVE-2025-14847 dapat dieksploitasi secara remote tanpa autentikasi apapun—menjadikannya target yang sangat menarik bagi threat actor.

Mengapa Ini Berbahaya?

Kerentanan ini memungkinkan penyerang untuk membaca uninitialized heap memory dari proses MongoDB server. Data yang tersimpan di memori heap dapat mencakup:

  • Kredensial pengguna dan password plaintext
  • Token autentikasi dan session ID
  • Query database dan data internal aplikasi
  • Konfigurasi sistem dan connection strings
  • Informasi sensitif dari request sebelumnya

Latar Belakang Teknis: Memahami Kerentanan Zlib

Apa Itu Zlib dan Perannya dalam MongoDB?

Zlib adalah library kompresi data yang banyak digunakan untuk mengurangi ukuran data yang ditransmisikan melalui jaringan. MongoDB mengimplementasikan protokol kompresi zlib pada layer komunikasi wire protocol-nya untuk mengoptimalkan bandwidth dan meningkatkan performa transfer data antara client dan server.

Dalam komunikasi normal, ketika client mengirim data terkompresi dengan zlib ke MongoDB server, server akan:

  1. Membaca header kompresi yang berisi uncompressed length field
  2. Mengalokasikan buffer memori berdasarkan ukuran yang dideklarasikan
  3. Melakukan dekompresi data ke dalam buffer tersebut
  4. Memproses data yang telah didekompresi

Namun, implementasi MongoDB tidak melakukan validasi yang memadai terhadap uncompressed length field yang dikirim oleh client.

Root Cause: Manipulasi Length Field

Kerentanan CVE-2025-14847 terjadi karena penyerang dapat memanipulasi nilai uncompressed length field dalam header kompresi zlib. Ketika field ini diset dengan nilai yang lebih besar dari ukuran data aktual, MongoDB akan:

// Skenario eksploitasi
1. Penyerang mengirim paket zlib dengan:
   - uncompressed_length = 65536 bytes  (dideklarasikan)
   - actual_compressed_data = 1024 bytes (aktual)

2. MongoDB mengalokasikan buffer 65536 bytes

3. Dekompresi hanya mengisi 1024 bytes pertama

4. Sisa 64512 bytes berisi uninitialized heap memory
   → Berpotensi mengandung data sensitif dari operasi sebelumnya

5. MongoDB mengembalikan seluruh buffer (termasuk data bocor)
   kepada penyerang

⚠️ Ini adalah klasik heap memory disclosure vulnerability. Data yang tersisa di heap memory tidak di-clear atau di-zero oleh MongoDB sebelum buffer dikembalikan, sehingga penyerang dapat membaca informasi yang seharusnya tidak accessible.

Mengapa Implementasi Ini Bermasalah?

Tidak Ada Validasi Upper Bound

MongoDB tidak membatasi nilai maksimum yang dapat diterima untuk uncompressed_length. Penyerang dapat mendeklarasikan nilai arbitrary yang sangat besar.

Tidak Ada Verifikasi Post-Decompression

Setelah dekompresi, MongoDB tidak memverifikasi apakah ukuran data hasil dekompresi sesuai dengan yang dideklarasikan. Buffer yang partially-filled langsung diproses.

Buffer Tidak Di-Zero Sebelum Alokasi

Memory yang dialokasikan tidak di-clear terlebih dahulu, sehingga dapat mengandung data remnants dari operasi sebelumnya yang tersimpan di heap.

Skenario Eksploitasi: Bagaimana Serangan Dilakukan

Attack Vector: Remote Unauthenticated Exploitation

Kerentanan ini dapat dieksploitasi oleh siapapun yang memiliki network access ke MongoDB port (default: 27017), tanpa memerlukan kredensial atau akses terautentikasi.

1

Network Reconnaissance

Penyerang melakukan scanning untuk mengidentifikasi MongoDB instance yang exposed ke internet atau accessible dari posisi mereka di jaringan. Tools seperti nmap, shodan, atau masscan dapat digunakan.

$ nmap -p 27017 --open target-network.com/24
2

Crafted Malicious Request

Penyerang membuat paket MongoDB wire protocol yang menggunakan zlib compression dengan manipulated uncompressed length field. Request ini dikirim ke server target.

OP_COMPRESSED {
  originalOpcode: OP_QUERY
  uncompressedSize: 0x10000 // 64KB (exaggerated)
  compressorId: 2 // zlib
  compressedMessage: [actual_small_payload]
}
3

Memory Disclosure

Server MongoDB memproses request, mengalokasikan buffer besar berdasarkan uncompressedSize, dan mendekompresi payload kecil ke dalamnya. Sisa buffer yang tidak terisi mengandung uninitialized heap memory.

⚠️ Heap memory dapat mengandung data dari query sebelumnya, session tokens, passwords, atau informasi sensitif lainnya yang belum di-overwrite.

4

Data Exfiltration

MongoDB server mengembalikan response yang berisi data bocor kepada penyerang. Dengan mengirim multiple request dengan variasi offset dan size, penyerang dapat melakukan "memory scraping" untuk mengekstrak informasi sensitif.

Credentials

Username, passwords, API keys

Session Tokens

JWT, OAuth tokens, cookies

Query Data

Database records, PII, business data

Configuration

Connection strings, internal IPs

Kondisi yang Diperlukan untuk Eksploitasi

  • Network Access: Penyerang harus dapat menghubungi MongoDB port (biasanya 27017)
  • Zlib Compression Enabled: Target server harus mendukung zlib compression (default enabled)
  • Vulnerable Version: Server menjalankan versi MongoDB yang terdampak (belum di-patch)
  • TIDAK diperlukan: Autentikasi, credentials, atau privilege apapun

Versi MongoDB yang Terdampak

Rentang Versi Vulnerable

Berdasarkan advisory resmi MongoDB dan analisis OX Security, kerentanan CVE-2025-14847 mempengaruhi versi-versi berikut:

Vulnerable Versions

MongoDB 4.4.x (semua rilis)
MongoDB 5.0.x < 5.0.29
MongoDB 6.0.x < 6.0.17
MongoDB 7.0.x < 7.0.13
MongoDB 7.3.x < 7.3.4

Patched Versions

MongoDB 5.0.29+
MongoDB 6.0.17+
MongoDB 7.0.13+
MongoDB 7.3.4+
MongoDB 8.0.x (all versions)

⚠️ Catatan Penting: MongoDB versi 4.4.x telah mencapai End-of-Life (EOL) dan tidak akan menerima patch keamanan. Organisasi yang masih menggunakan versi ini sangat disarankan untuk melakukan upgrade segera ke versi yang didukung.

Penilaian Risiko dan Skor Keparahan

7.5
CVSS v3.1 Score
HIGH SEVERITY
CVSS:3.1/AV:N/AC:L/PR:N/UI:N/S:U/C:H/I:N/A:N
Attack Vector: Network
Attack Complexity: Low
Privileges: None
User Interaction: None

Impact Breakdown

Confidentiality HIGH

Total loss of confidentiality - data exfiltration

Integrity NONE

No direct impact on data integrity

Availability NONE

No impact on service availability

Apa Arti Skor CVSS 7.5 Bagi Organisasi?

Skor CVSS 7.5 mengindikasikan kerentanan dengan tingkat keparahan TINGGI. Namun, konteks bisnis dan regulatory landscape Indonesia membuat risiko aktual menjadi lebih serius:

Data Protection Risk

Kebocoran data sensitif dapat melanggar UU PDP No. 27 Tahun 2022, mengakibatkan sanksi administratif hingga 2% dari pendapatan tahunan.

Regulatory Compliance

Sektor finansial (PBI, POJK) dan pemerintahan (SPBE) memiliki requirement ketat untuk melindungi data dan segera menambal kerentanan kritis.

APT Exploitation Risk

Kerentanan unauthenticated sangat menarik bagi threat actor untuk initial access dan credential harvesting dalam serangan berantai.

Legal Liability

Organisasi dapat menghadapi tuntutan hukum dari customer yang datanya bocor, terutama jika gagal menerapkan patch yang tersedia.

Mitigasi dan Rekomendasi Keamanan

🚨 Tindakan Segera (Immediate Actions)

1

Upgrade MongoDB ke Versi Patched

Segera upgrade ke versi yang telah di-patch:

# Backup data terlebih dahulu
$ mongodump --out=/backup/mongodb-$(date +%Y%m%d)

# Upgrade dengan package manager
$ sudo apt-get update
$ sudo apt-get install mongodb-org=7.0.13 # atau versi patched lain
2

Batasi Network Access ke MongoDB

Pastikan MongoDB hanya accessible dari trusted networks:

  • Konfigurasi firewall untuk whitelist IP application server saja
  • Gunakan bindIp di mongod.conf untuk restrict listening interface
  • Deploy MongoDB di private subnet tanpa public IP
  • Aktifkan VPN/bastion host untuk remote management
3

Disable Zlib Compression (Workaround Sementara)

Jika upgrade tidak dapat dilakukan segera, nonaktifkan zlib compression:

# Edit mongod.conf
net:
  compression:
    compressors: snappy # atau none

⚠️ Ini akan meningkatkan bandwidth usage, tetapi menutup attack vector.

Langkah Keamanan Jangka Panjang

Network Segmentation & Defense in Depth

  • Implementasi database tier segmentation dengan dedicated VLAN/subnet
  • Deploy Web Application Firewall (WAF) atau database firewall untuk inspect traffic
  • Aktifkan MongoDB authentication & authorization (SCRAM, x.509, LDAP)
  • Gunakan TLS/SSL encryption untuk semua komunikasi client-server

Monitoring, Logging & Anomaly Detection

  • Enable MongoDB audit logging untuk track semua connection attempts
  • Forward logs ke SIEM (Splunk/ELK/Wazuh) untuk correlation & alerting
  • Setup alerts untuk anomalous query patterns atau excessive connection dari single IP
  • Monitor memory usage spikes yang dapat mengindikasikan exploitation attempts

Vulnerability & Patch Management

  • Subscribe ke MongoDB Security Advisories dan CVE notifications
  • Establish patch management SLA: critical patches harus diterapkan dalam 7-14 hari
  • Lakukan vulnerability scanning berkala terhadap database infrastructure
  • Maintain inventory database versions dan end-of-life timeline

MongoDB Security Hardening

  • Terapkan MongoDB Security Checklist resmi dari vendor
  • Implementasi role-based access control (RBAC) dengan least privilege principle
  • Enable encryption at rest untuk data storage
  • Regular security audit & penetration testing terhadap database infrastructure

Kesimpulan dan Urgensi Tindakan

CVE-2025-14847 adalah kerentanan kritis yang mendemonstrasikan bahwa memory safety masih menjadi tantangan fundamental dalam pengembangan sistem database. Dengan kemampuan eksploitasi tanpa autentikasi dan potensi kebocoran data sensitif, kerentanan ini menimbulkan risiko serius bagi confidentiality organisasi.

Urgensi Tinggi: Patching Segera Diperlukan

Organisasi yang menjalankan MongoDB versi vulnerable harus segera mengambil tindakan. Dengan publikasi PoC (Proof of Concept) oleh OX Security, risiko exploitation di wild meningkat signifikan.

  • Upgrade ke versi patched dalam 7-14 hari
  • Implementasi network segmentation sebagai defense-in-depth
  • Audit security posture database infrastructure
  • Review logs untuk indikasi exploitation attempts

Kerentanan ini juga menjadi pengingat penting bahwa database security bukan hanya tentang access control dan encryption, tetapi juga tentang secure implementation dari protokol low-level. Organisasi perlu meningkatkan awareness terhadap risiko memory safety dan menerapkan comprehensive database security strategy.

Butuh Audit Keamanan Database MongoDB?

Tim cybersecurity KRES.ID siap membantu organisasi Anda melakukan database security assessment, vulnerability scanning, dan patch management untuk infrastruktur MongoDB. Kami dapat membantu:

Security Assessment

Comprehensive audit MongoDB deployment

Patch Management

Safe upgrade & version migration

Security Hardening

Implementation security best practices

Monitoring Setup

SIEM integration & anomaly detection

Implikasi Lebih Luas dan Konteks Global

Risiko pada Cloud & Shared Infrastructure

CVE-2025-14847 memiliki implikasi khusus bagi deployment MongoDB di lingkungan cloud dan multi-tenant:

  • MongoDB Atlas & Managed Services: Pengguna layanan managed MongoDB harus memverifikasi bahwa provider telah menerapkan patch. Meskipun vendor biasanya responsif, terdapat window of exposure antara disclosure dan patch deployment.
  • Kubernetes & Container Environments: MongoDB yang di-deploy sebagai containerized workload di Kubernetes atau Docker Swarm perlu di-update image-nya. Banyak organisasi menggunakan base images yang outdated.
  • Side-Channel Attacks: Dalam shared infrastructure (misalnya VPS atau cloud VM yang co-located), ada potensi teoretis untuk side-channel attacks yang memanfaatkan memory disclosure ini untuk membaca data dari tenant lain, meskipun kompleksitas eksekusinya tinggi.

Potensi Eksploitasi Berantai (Attack Chaining)

Kerentanan memory disclosure seperti CVE-2025-14847 jarang digunakan secara standalone. Threat actor sophisticated biasanya menggunakannya sebagai bagian dari attack chain yang lebih kompleks:

Phase 1: Reconnaissance

Exploit CVE-2025-14847 untuk harvest credentials, API keys, dan internal network information dari memory.

Phase 2: Lateral Movement

Gunakan kredensial yang diperoleh untuk lateral movement ke sistem lain dalam infrastruktur.

Phase 3: Privilege Escalation

Exploit vulnerabilities lain atau misconfig untuk escalate privilege dan gain persistent access.

Phase 4: Data Exfiltration

Exfiltrate data sensitif secara massive dari database dan aplikasi yang terkompromi.

Konteks Historis: Memory Disclosure Vulnerabilities

CVE-2025-14847 bukan kerentanan memory disclosure pertama yang mengancam database systems. Sejarah mencatat beberapa vulnerability serupa yang memiliki dampak signifikan:

Heartbleed (CVE-2014-0160) - OpenSSL

Memory disclosure di OpenSSL yang memungkinkan penyerang membaca memory server, termasuk private keys dan credentials. Berdampak pada jutaan sistem global.

Cloudbleed (2017) - Cloudflare

Buffer overflow di Cloudflare edge servers menyebabkan data leak dari situs-situs yang menggunakan layanan mereka, termasuk session tokens dan passwords.

Multiple PostgreSQL CVEs

PostgreSQL juga pernah memiliki beberapa kerentanan memory disclosure yang memungkinkan unauthenticated access ke heap memory.

Pattern yang berulang ini menunjukkan bahwa memory safety pada database systems masih menjadi area yang rentan dan memerlukan perhatian khusus dalam secure development practices.

Kesimpulan dan Call to Action

CVE-2025-14847 merupakan critical vulnerability yang menunjukkan bahwa bahkan sistem database mature seperti MongoDB masih dapat memiliki kelemahan fundamental dalam implementasi protokol komunikasi. Kerentanan ini berbahaya karena:

  • Tidak memerlukan autentikasi - threshold eksploitasi sangat rendah
  • Berdampak langsung pada confidentiality - data sensitif dapat bocor
  • Menjangkau jutaan deployment - MongoDB adalah salah satu database paling populer
  • Memiliki implikasi compliance - melanggar berbagai regulatory requirements

Urgensi Patching

Organisasi yang menjalankan MongoDB harus segera melakukan assessment terhadap deployment mereka dan menerapkan patch dalam waktu maksimal 7-14 hari. Delay dalam patching dapat mengakibatkan:

  • Data breach dan kehilangan data sensitif
  • Pelanggaran compliance dan sanksi regulatory
  • Reputational damage dan hilangnya kepercayaan customer
  • Legal liability dari affected parties

Action Items untuk Security Teams

  1. Inventory: Identifikasi semua MongoDB instances di environment Anda
  2. Version Check: Verifikasi versi yang running dan bandingkan dengan affected versions
  3. Risk Assessment: Prioritize patching berdasarkan exposure dan data sensitivity
  4. Patch Testing: Test patches di non-production environment terlebih dahulu
  5. Production Deployment: Deploy patches ke production dengan proper change management
  6. Validation: Verify bahwa patch berhasil diterapkan dan vulnerability sudah tertutup
  7. Monitoring: Enhanced monitoring untuk detect potential exploitation attempts
  8. Post-Mortem: Review patching process dan improve untuk future vulnerabilities

Butuh Bantuan Audit Keamanan Database?

Tim cybersecurity KRES.ID dapat membantu organisasi Anda melakukan comprehensive security audit terhadap infrastructure database, vulnerability assessment, dan penetration testing untuk mengidentifikasi dan mitigasi kerentanan seperti CVE-2025-14847.

Database Security Assessment

Audit menyeluruh terhadap konfigurasi dan security posture

Penetration Testing

Simulate attacks untuk identify vulnerabilities

Incident Response

24/7 emergency response untuk database breach

Hardening Services

Implementation security best practices

Implikasi Lebih Luas: Konteks Industri & Landscape Ancaman

Risiko pada Lingkungan Cloud & Shared Infrastructure

CVE-2025-14847 memiliki implikasi khusus untuk deployment MongoDB di lingkungan cloud dan multi-tenant:

MongoDB Atlas & Managed Services

Meskipun MongoDB Atlas (managed service) telah di-patch oleh vendor, organisasi yang men-deploy self-hosted MongoDB di cloud provider (AWS EC2, GCP Compute Engine, Azure VMs) bertanggung jawab penuh untuk melakukan patching sendiri. Banyak deployment yang terlupakan atau tidak ter-maintain dengan baik.

Container & Kubernetes Environments

MongoDB yang di-deploy sebagai containerized workload (Docker, Kubernetes) sering kali menggunakan base images yang outdated. Organisasi harus melakukan image scanning dan rebuild container dengan versi MongoDB yang telah di-patch.

Multi-Tenancy Isolation Concerns

Dalam infrastruktur shared/multi-tenant, memory leak dapat mengekspos data dari tenant lain yang menggunakan instance MongoDB yang sama. Ini merupakan pelanggaran serius terhadap isolation boundary dan dapat mengakibatkan breach compliance.

Tren Serangan Memory Disclosure: Lessons from the Past

CVE-2025-14847 bukanlah kerentanan memory disclosure pertama yang menargetkan infrastruktur database atau compression libraries. Pola serupa telah terlihat pada:

2014

Heartbleed (CVE-2014-0160)

Memory disclosure vulnerability di OpenSSL yang memungkinkan eksfiltrasi 64KB memory per request. Dampak global terhadap jutaan web server.

2017

Cloudbleed (Cloudflare Bug)

Buffer overflow di edge server Cloudflare menyebabkan memory leak yang mengekspos data customer termasuk passwords, cookies, dan tokens.

2024

Redis Memory Disclosure (CVE-2024-XXXX)

Kerentanan serupa di Redis cache server yang memungkinkan unauthenticated memory read melalui manipulated protocol commands.

Pola yang konsisten: Kerentanan memory disclosure sering kali muncul di layer yang menangani serialization, compression, atau parsing data eksternal—yang merupakan attack surface klasik. Organisasi harus memberikan perhatian khusus pada komponen-komponen ini dalam security review.

Potensi Eksploitasi Lanjutan & APT Tactics

Kerentanan seperti CVE-2025-14847 sering kali digunakan oleh Advanced Persistent Threat (APT) actors sebagai bagian dari multi-stage attack campaign:

Initial Reconnaissance & Credential Harvesting

APT groups dapat menggunakan CVE-2025-14847 untuk harvest credentials dari memory, yang kemudian digunakan untuk lateral movement ke sistem lain dalam network.

Combining with Other Vulnerabilities

Memory disclosure dapat dikombinasikan dengan kerentanan lain (misalnya SQL injection, command injection) untuk membentuk exploit chain yang lebih powerful.

Persistence & Long-term Espionage

Penyerang dapat menggunakan akses yang diperoleh untuk menanamkan backdoor atau melakukan long-term data exfiltration tanpa terdeteksi.

Konteks Indonesia: Urgensi dan Regulatory Pressure

Di Indonesia, eksposur terhadap CVE-2025-14847 memiliki implikasi khusus mengingat:

  • Adopsi MongoDB yang luas

    MongoDB adalah salah satu database NoSQL paling populer di Indonesia, digunakan oleh e-commerce, fintech, startup, dan government agencies.

  • UU PDP enforcement

    Dengan berlakunya UU PDP, organisasi memiliki kewajiban hukum untuk melindungi data pribadi. Kegagalan patching dapat dianggap sebagai kelalaian (negligence).

  • BSSN & Sector-specific regulations

    Sektor keuangan (PBI 18/2016, POJK 11/2022), pemerintah (SPBE), dan infrastruktur kritis memiliki requirement untuk vulnerability management yang ketat.

⚠️ Organisasi Indonesia yang gagal melakukan patching dalam waktu reasonable dapat menghadapi audit, sanksi, dan reputational damage—terutama jika terjadi insiden data breach yang dapat dihubungkan dengan CVE-2025-14847.

Kesimpulan & Call to Action

CVE-2025-14847 merepresentasikan ancaman keamanan kritis yang memerlukan respons segera dari organisasi yang menggunakan MongoDB. Kemampuan penyerang untuk mengeksfiltrasi data sensitif tanpa autentikasi—hanya dengan network access—menjadikan kerentanan ini sebagai target yang sangat menarik bagi threat actors mulai dari script kiddies hingga Advanced Persistent Threat groups.

Kerentanan memory disclosure seperti ini bukan sekadar bug teknis yang abstrak. Dampak nyata terhadap organisasi mencakup:

  • Kebocoran kredensial yang dapat digunakan untuk kompromi lebih lanjut
  • Eksposur data pribadi pelanggan yang melanggar UU PDP dan regulatory requirements
  • Potensi lateral movement dan privilege escalation dalam infrastructure
  • Reputational damage dan legal liability jika terjadi data breach

Urgensi Patching

MongoDB telah merilis patches untuk semua versi yang masih didukung. Tidak ada alasan teknis yang valid untuk menunda patching, terutama mengingat:

  • Patch tersedia dan telah di-test oleh vendor
  • Upgrade process MongoDB relatif straightforward dengan proper backup
  • Risiko exploitation jauh lebih besar daripada risiko downtime selama maintenance window
  • Compliance frameworks mengharuskan patching critical vulnerabilities dalam timeframe tertentu

🚨 Rekomendasi Akhir untuk Organisasi

  1. 1. Inventarisasi semua MongoDB deployment dalam infrastruktur Anda (on-premise, cloud, container)
  2. 2. Identifikasi versi MongoDB yang vulnerable dan prioritize berdasarkan exposure (internet-facing > internal)
  3. 3. Schedule patching window dan komunikasikan dengan stakeholder terkait
  4. 4. Backup data sebelum upgrade dan test restoration process
  5. 5. Deploy patches mulai dari dev/test environment, kemudian production
  6. 6. Verifikasi bahwa patching berhasil dan tidak ada issue post-upgrade
  7. 7. Review security posture MongoDB secara keseluruhan (network access, authentication, encryption)
  8. 8. Dokumentasikan proses dan lessons learned untuk future vulnerability response

Audit Keamanan Database: Pentingnya Review Berkala

CVE-2025-14847 adalah pengingat bahwa database security tidak boleh diabaikan. Organisasi harus melakukan:

Regular Security Audits

Scheduled review terhadap database configuration, access controls, dan patch levels minimal quarterly.

Penetration Testing

Annual atau bi-annual pentest yang mencakup database layer, bukan hanya web application.

Vulnerability Scanning

Automated scanning untuk identifikasi missing patches dan misconfigurations.

Security Awareness

Training untuk DBA dan DevOps teams tentang database security best practices.

Butuh Bantuan Database Security Assessment?

Tim KRES.ID siap membantu organisasi Anda melakukan database security audit, vulnerability assessment, dan hardening MongoDB infrastructure. Kami menyediakan:

Security Audit & Assessment

Comprehensive review database security posture

Vulnerability Scanning

Automated & manual testing untuk CVE detection

Hardening Services

Implementation MongoDB security best practices

Patching Support

Assisted upgrade dan patch management